Langsung ke konten utama

Fabel Pinguin dan Rangkumannya

Pertemuan Tiga Pinguin
            Tersebutlah di sebuah dataran es di Kutub Utara, hiduplah tiga ekor penguin. Mereka belum saling mengenal, kecuali si Fili dan si Chilo. Mereka memang sudah bersahabat sejak kecil.
            Fili mempunyai sifat yang buruk, yaitu suka menyuruh penguin lain untuk menuruti apa yang diinginkannya, oleh karena itu banyak penguin yang tak suka padanya, keculai si Chilo, Chilo memang sabar menghadapi sifat Fili yang suka menyuruhnya untuk menuruti apa yang diinginkan Fili. Chilo juga baik pada semua penguin, baik yang sudah lama dikenalnya, maupun yang baru dikenalnya.
            Pada suatu pagi, Fili dan Chilo berjalan-jalan sambil tertawa gembira bersama dan bermain.
            “Chilo, kita sudah lama ya, bersahabat?” kata Fili di tengah perjalanan.
            “Iya Fili,” jawab Chilo sambil tersenyum.
            Tiba-tiba, di tengah perjalanan, mereka bertemu penguin lain yang sedang mencari makan di depan rumahnya. Kemudian Chilo menyapa penguin itu.
            “Hai, selamat pagi!” sapa Chilo.
            “Hai, selamat pagi juga!” jawab pinguin itu.
            “Hmm, sedang apa kau di sini?” tanya Chilo dengan ramah.
            “Aku sedang mencari ikan, tetapi ikannya belum muncul juga. Aku bosan,” jawab penguin itu.
            “Apa iya kamu merasa bosan?” tanya Fili.
            “Iya aku sangat bosan,” jawabnya dengan raut muka sedih.
            “Hmm, bagaimana kalau kau bermain bersama kami?” tanya Fili dan Chilo bersamaan.
            “Waah, aku mau sekali!” jawab penguin itu dengan senang.
            “Baiklah, mari kita berjalan, dan bermain bersama!” kata Fili
            “Ayo!” jawab Chilo dan penguin itu bersamaan.
            Di sepanjang perjalanan, mereka saling berbagi cerita dan tertawa gembira.
            “Hmm, ngomong-ngomong, siapa namamu?” tanya Fili.
            “Oh ya, kenalkan namaku Franklin, panggil saja Frank.” jawab Frank dengan senang. “Oh ya, siapa namamu?” Lanjutnya.
            “Kenalkan, namaku Fili dan ini, Chilo. Kita sudah bersahabat dari kecil lho!” jawab Fili.
            Frank yang mendengarkannya hanya tersenyum dan memangut-manggut. Mereka bermain dan tertawa sepanjang waktu, tak terasa hari mulai sore dan perut mereka merasa lapar dan minta diisi.
            “Perutku lapar, teman-teman. Aku ingin makan!” kata Fili.
            “Perutku juga, ayo kita makan!” jawab Chilo dan Frank bersamaan.
            “Tak mau, aku di sini saja, kalian berdua yang mencari makan! Oke?” perintah Fili.
            “Oke lah, kamu tunggu di sini saja ya?” kata Frank.
            Tak lama kemudian, Frank dan Fili datang membawa lima keranjang ikan. Fili senang bukan kepalang, ia langsung menghabiskan empat keranjang ikan tersebut, dan Frank serta Chilo hanya makan satu keranjang saja, itupun mereka harus membaginya menjadi setengah bagian. Tetapi, Fili masih merasa lapar,
            “Aku masih lapar, teman-teman. Bagaimana kalau kalian mencari ikan lagi?” tanya Fili dengan nada memerintah.
            “Hah? Kita lagi yang mencari makan?” kata Frank.
            “Iya, bayangkan saja! Aku sudah makan empat keranjang ikan, pasti aku tidak bisa melakukan banyak gerak. Oleh karena itu, kalian saja yang mencari makanan!” kata Fili dengan santai.
            Frank mulai emosi dan mulai tidak nyaman dengan Fili, tetapi Chilo mengiyakan perintah Fili dan mencari ikan bersama Frank.
            Tak lama, mereka kembali membawa lima keranjang ikan. Seperti tadi, Fili kembali menghabiskan empat keranjang ikan. Sedangkan Frank dan Chilo, hanya makan setengah keranjang ikan.
            Bukannya merasa kenyang, Fili malah meminta Frank dan Chilo untuk mencari ikan lagi karena ia masih lapar.
            Frank yang tidak bisa menahan emosinya, memarahi Fili sambil berkata,
            “Apa maksudmu? Kamu menyuruh kami untuk mencari ikan lagi? Nikmat sekali kerjamu! Hanya memerintah, makan, memerintah, makan, memerintah. Eh dasar!” kata Frank sambil membentak.
            “Hei-hei! Kamu ini, teman baru, sudah tidak sopan!” jawab Fili sambil marah.
            Apa katamu?! Kamu iniii…”
            “Hust, sudah-sudah!” lerai Chilo sambil memotong pembicaraan Frank.
            “Tak bisa! Ya sudah, aku mau pulang saja. Tak ada untungnya berdebat dengan penguin si penyuruh ini!” kata Frank marah dan meninggalkan tempat bermain mereka.
            Setelah melihat Frank mulai menjauh dari tempat bermain, Chilo berusaha untuk menasehati dan memberitahu bahwa hal yang dilakukan Fili salah. Kemudian, Fili tersadar dan berniat untuk minta maaf kepada Frank.
            Keesokan harinya, Fili dan Chilo pergi ke rumah Frank untuk meminta maaf.
            “Frank, aku minta maaf ya, aku yang salah. Memang, aku ini suka menyuruh-nyuruhmu, sekali lagi, maafkan aku.” kata Fili dengan lemah lembut.
            “Iya, aku maafkan kesalahanmu. Dan aku juga minta maaf karena kemarin aku marah-marah.” jawab Frank.
            “Iya,” seru Fili sambil menitihkan air mata, dan kemudian mereka berdua berpelukan.
            Akhirnya, kini Fili berubah menjadi penguin yang baik hati dan tidak suka menyuruh-nyuruh, karena ia tau bahwa dengan sifatnya, banyak penguin yang tidak menyukainya.









·         Sinopsis dari fabel di atas
Pertemuan Tiga Pinguin

Di sebuah dataran es di kutub utara, hiduplah tiga ekor penguin, yang bernama Fili dan Chilo. Fili bersifat suka menyuruh penguin lain, dan Chilo sangat sabar.
Suatu pagi, Chilo dan Fili berjalan-jalan dan bertemu penguin bernama Frank,  ia mempunyai sifat sangat mudah emosi, ia sedang mencari makan dan bosan. Akhirnya, Fili dan Chilo mengajaknya untuk bermain bersama. Tak terasa, hari sudah mulai sore, mereka merasa sangat lapar, lalu Fili menyuruh mereka untuk  mencari makanan dengan membawa lima keranjang ikan dan kembali mencari ikan untuk kedua kalinya dan membawa lima keranjang ikan. Fili selalu menghabiskan ikan yang dibawa Frank dan Chilo tersebut. Fili yang belum merasa kenyang, menyuruh Frank dan Chilo untuk mencari makan lagi.
 Frank merasa marah dan meluapkan segala emosinya kepada Fili. Lalu, Frank meninggalkan Fili dan Chilo. Kemudian, Chilo berusaha menasehati dan memberitahu Fili bahwa Fili salah. Dan kemudian, Fili menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Frank.
Akhirnya, mereka bersahabat dan Fili mengakui kesalahannya serta minta maaf kepada Frank dan berjanji untuk tidak mengurangi kesalahannya lagi.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Danau Toba dan Strukturnya

kd. Legenda Asal-Usul Danau Toba Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.                                                                                                            Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tin...

Pengamatan Komponen Komponen di Lingkungan Sekolah

C. Mencoba D. Menalar Hasil Pengamatan Lingkungan Sekolah. 1.      Komponen Biotik Komponen biotik  adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Berikut hasil observasi kelompok kami mengenai makhluk hidup yang termasuk dalam komponen biotik : No. Makhluk Hidup (Biotik) Jumlah Keterangan Tempat 1. Kupu-kupu (hewan) 2 ekor Depan toilet putra lantai 3 2. Ikan (hewan) 15 ekor 10 ikan terdapat disamping kelas 9I 5   ikan terdapat didekat tangga silang 3. Pohon Palm (tumbuhan) 16 pohon Disekeliling lapangan sekolah 4. Warga Sekolah (manusia) -Siswa : 874 -Guru dan   kepsek :61 -Karyawan & sta...

Teks Cerpen 'Ondel-Ondel, Kesenian Asal Betawi' dan Analisis Strukturnya

kd. Ondel-Ondel  ‘Ondel-Ondel’ Kesenian Betawi yang Makin Punah         “Yok kita nonton ondel-ondel yok, dungdung treettreet dungdungdung”  Bunyi alat musik tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana dan ketimpring terdengar jelas di telingaku. Bunyi nyanyian Pak Mamat, Pak Udin, Pak Saleh seakan tak asing lagi di telingaku. Aku yang mendengar adanya pertunjukan ondel-ondel ini langsung berlari ke luar rumah. Biasanya, setiap jam empat sore ini para pemain ondel-ondel selalu memberi pertunjukan yang cuma-cuma untuk penduduk kampung krukut.         “Eh, ada Neng Dina” sapa Pak Mamat.         “Iya pak” Jawabku dari dalam pagar.         “Kenapa Pak Mamat terlihat murung hari ini?” sambung Dina.         “Iya nih neng, saya bingung” jawab pak Mamat.      ...