Langsung ke konten utama

(KELAS 8) Teks Ulasan 'Puisi Surat Kecil Untuk Tuhan'

Puisi Surat Kecil untuk Tuhan
Puisi Surat Kecil untuk Tuhan ini diambil dari novel Surat Kecil untuk Tuhan. Dikarang oleh Agnes Devonar pada tahun 2008, serta dipublikasikan olah Inandra. Puisi ini sangat menyentuh hati bagi siapapun yang membacanya karena berisi tentang akhir pengharapan kehidupan seseorang penderita penyakit.
Pada bait pertama dan kedua puisi ini, Agnes ingin menyampaikan, jika penderita kanker bisa kembali sehat, sehingga ia tidak ingin ada lagi orang lain menderita penyakit yang sama seperti penyakit yang dideritanya.
Pada bait ketiga dan keempat, penderita kanker memohon permintaan yang tidak muluk-muluk, yaitu keinginannya untuk kembali sehat, matanya bisa kembali melihat dan rambutnya dapat kembali tumbuh yang disampaikan Agnes pada bait keliima dan keenam.
Ia ingin tersenyum lebih lama lagi agar ia bisa memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatnya yang disampaikan Agnes pada bait ketujuh. Serta ia ingin Tuhan memberikan kekuatan agar ia bisa member arti kehidupan bagi siapapun yang mengenalnya. Hal ini disampaikan pengarang pada bait ke delapan.
Sedangkan pada bait terakhir, Agnes memberikan ganmbaran bahwa penderita kanker tersebut menulis surat terakhir di hidupnya.
Meskipun puisi ini erupakan penjelmaan nofel dan dilm Surat Kecil umtuk Tuhan, tetapi di puisi ini pengarang tidak memunculkan tokoh Keke sebagai penderita kanker. Puisi ini ditulis mengunakan bahasa yang menyentuh hati sehingga dapat menyihir siapapun yang membacanya untuk menangis atau sekedar terharu. Namun puisi ini juga mengandung kalimat yang membingungkan pada bait terakhir atau pada bait ke Sembilan.
Puisi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, yaitu meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan karena diberi kesehatan. Serta juga dapat memunculkan semangat para penderita kanker untuk tetap sehat yang dapat diwujudkan dengan kerja keras.

Almira Rizka P

                8-G/03

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Danau Toba dan Strukturnya

kd. Legenda Asal-Usul Danau Toba Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.                                                                                                            Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tin...

Pengamatan Komponen Komponen di Lingkungan Sekolah

C. Mencoba D. Menalar Hasil Pengamatan Lingkungan Sekolah. 1.      Komponen Biotik Komponen biotik  adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Berikut hasil observasi kelompok kami mengenai makhluk hidup yang termasuk dalam komponen biotik : No. Makhluk Hidup (Biotik) Jumlah Keterangan Tempat 1. Kupu-kupu (hewan) 2 ekor Depan toilet putra lantai 3 2. Ikan (hewan) 15 ekor 10 ikan terdapat disamping kelas 9I 5   ikan terdapat didekat tangga silang 3. Pohon Palm (tumbuhan) 16 pohon Disekeliling lapangan sekolah 4. Warga Sekolah (manusia) -Siswa : 874 -Guru dan   kepsek :61 -Karyawan & sta...

Teks Cerpen 'Ondel-Ondel, Kesenian Asal Betawi' dan Analisis Strukturnya

kd. Ondel-Ondel  ‘Ondel-Ondel’ Kesenian Betawi yang Makin Punah         “Yok kita nonton ondel-ondel yok, dungdung treettreet dungdungdung”  Bunyi alat musik tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana dan ketimpring terdengar jelas di telingaku. Bunyi nyanyian Pak Mamat, Pak Udin, Pak Saleh seakan tak asing lagi di telingaku. Aku yang mendengar adanya pertunjukan ondel-ondel ini langsung berlari ke luar rumah. Biasanya, setiap jam empat sore ini para pemain ondel-ondel selalu memberi pertunjukan yang cuma-cuma untuk penduduk kampung krukut.         “Eh, ada Neng Dina” sapa Pak Mamat.         “Iya pak” Jawabku dari dalam pagar.         “Kenapa Pak Mamat terlihat murung hari ini?” sambung Dina.         “Iya nih neng, saya bingung” jawab pak Mamat.      ...