Langsung ke konten utama

Teks Cerpen Bermoral (Mengembangkan Teks) dan Analisisnya "Ning Rindu Ibunya"

Ning Rindu Ibunya

            Aku duduk termenung di dekat jendela kamarku. Tanpa kusadari, ada seorang perempuan cantik nan manis seperti Putri Salju hadir di depan jendela kamarku,
Dan perempuan itu berkata “Hai Ning, apa kabarmu ?”.
 Aku sontak kaget melihat perempuan itu,
Dan aku berkata “Siapa kau ? apakah kau mengenalku ? mengapa kau menyapaku ? dan mengapa kau datang ke rumahku ?”
Aku melamun, bertanya-tanya pada diriku sendiri.
            “Hei, mengapa kau melamun ? Cepat bukakan pintu untukku, aku ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa kepadamu.”Kata perempuan itu.
 Aku berpikir sejenak, lalu aku mengingat-ingat perkataan ayah dan ibuku yang berpesan untuk tidak membukakan pintu pada siapapun yang tak kukenali.
            “Hei, mengapa kau melamun terus ? Sudah cepat bukakan pintu untukku!”Perintah perempuan misterius itu.
 Entah mengapa, aku bergegas membukakan pintu untuknya dan aku juga segera membuang pikran buruk tentang perempuan itu.
***
            Aduh, dimana aku ? Mengapa di sini sangat gelap ? Apa yang terjadi padaku ? Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, aku berusaha untuk bangun dan berdiri. Ternyata aku sedang berada di sebuah istana yang sangat besar, dan aku melihat banyak robot yang bekerja di sini, tidak ada satupun manusia yang tinggal di sini.
Salah satu dari sekian banyak robot, ada satu robot yang paling besar, tingginya seperti pintu rumah ini, dan ia mengenakan gaun bermotif kotak-kotak berwarna hijau.
            Saat ia berusaha mendekatiku, aku berusaha berlari menjauh darinya, ketakutan.
Ada sebuah suara “Ning, mau kemana kau ?”
 Aku menoleh ke belakang, suasana berganti, tidak ada robot yang bekerja lagi, mereka berganti menjadi seorang manusia biasa, dan robot yang mengejarku tadi berubah menjadi perempuan yang aku temui di dekat jendela kamarku tadi. Dia sangat cantik, tetapi aku tak lagi percaya dengannya.
Aku berkata “Kamu ? Memang benar perkiraanku tadi, kamu berusaha untuk menculikku dan berusaha untuk memisahkanku dengan ayah dan ibu, iya kan ? Kembalikan aku ! Aku ingin bersama mereka” kataku sambil menangis dan meronta-ronta.
“Sttt… diam ! Ingat kata-kataku tadi kan ? Aku hanya ingin menujukkan sesuatu yang istimewa padamu, kamu harus tenang dulu, aku tidak bermaksud untuk memisahkanmu dengan ayah dan ibumu, sekarang berhentilah menangis !”
Tak tahu mengapa, aku mengikuti perintahnya untuk berhenti menangis.
Y y y
“Sekarang, ikut aku !” Kata perempuan itu. “Kita mau kemana ?” tanyaku. “Kita akan pergi ke tempat yang sangat istimewa dan belum pernah engkau temui sebelumnya. Mangkanya, jangan banyak tanya!” kata perempuan itu.
“Oh ya ? mengapa bajumu mirip dengan baju yang dikenakan perempuan menggendong bayi di foto ruang tamuku ?” Aku bertanya.
Perempuan itu hanya tersenyum dan menjawab “Ah, mungkin itu hanya kebetulan, Oh ya aku juga punya kesukaan yang mirip denganmu lho”
Dia menceritakannya dan kita tertawa sepanjang perjalanan. Sebentar saja kami sudah akrab.
***
“Nah, sudah sampai ! Tadaa...”kata perempuan itu.
            “Wah, tempat apa ini ? apakah aku boleh membuka pintu masuknya ?” kataku.
“Boleh-boleh” Jawab perempuan itu.
 Jreng-jreng, akhirnya pintu itu terbuka dan aku melihat pemandangan yang sangat indah. Ada banyak kupu-kupu disana, salah satunya besar dan sayapnya berwarna hijau seperti perempuan itu, banyak pohon, bunga, madu, makanan dan minuman, semua tersedia disana. Aku berlari kesana kemari, kegirangan melihat semua ini.
***
Tiba-tiba Gedubrak !!!! terdengar suara sesuatu yang terjatuh dari kamar tidurku, aku terjatuh.
“Kamu tidak apa-apa Ning ?” tanya ayah dan ibuku.
 “Lho, kemana mereka semua ? Kupu-kupu itu ? Bunga, pohon, makanan, minuman ? Mereka kemana ?” kataku.
 “Ning sadar ini sudah pagi lho, sarapan yuk !” kata ibuku.
Y y y
            Sembari sarapan, aku bercerita pada ayah dan ibuku tentang mimpiku itu,
            “Apa yang terjadi Yah ? Mengapa perempuan itu mirip dengan perempuan yang ada di foto itu ?”
 Ning menunjuk ke pigura yang ada di ruang tamu itu. Ayah dan Ibuku terdiam, saling menantap dan mengangguk satu sama lain.
“Yah, Bu kenapa diam ? jawab pertanyaanku !”
Lalu Ayah Ning menjawab “Itu memang ibumu yang asli, Ibumu sudah meninggal ketika kau berusia 3 bulan, Ning, ini adalah Ibu tirimu.”
Ning menangis seraya berkata “Aku ingin Ibu, Aku rindu Ibuku.
Nama
Almira Rizka Priandita
Kelas
VII-J
Nomor Absen
01







4.1. Menangkap makna
a)  Soal
1.      Siapa saja tokoh dalam cerpenmu ?
2.      Jelaskan watak masing-masing tokoh !
3.      Dimanakah latar tempat,latar waktu,dan latar suasana terjadi ?
4.      Sudut pandang yang digunakan pengarang merupakan sudut pandang keberapa?
5.      Amanat / pesanapakah yang dapat kamu petik daricerpen, sebutkan 3 !
6.      Adakah hubungan antara isi cerpen dengan kehidupan nyata ?
7.      Carilah nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dan berilah contoh !
8.      Apa tema cerpen ? Berilah penjelasan !

b)  Jawaban
1. Tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut  adalah :
a.       Tokohutama :
-          Ning
-          Perempuan misterius ( ibu kandung Ning )
b.      Tokoh lain ( figuran ) :
-          Ayah Ning
-          Ibu Ning
-          Dayang Istana ( para robot-robot )
-          Kupu-kupu
2.  Watak-watak tokoh pada cerpen tersebut adalah :
a.       Ning :
-          Selalu menurut pada ayah dan ibunya ( buktinya adalah pada paragraf 4 kalimat pertama “ Lalu aku mengingat-ingat perkataan ayah dan ibuku yang berpesan untuk tidak membukakan pintu pada siapapun yang tidak kukenali” )
-          Mudah terpengaruh( buktinya adalah pada paragraf 9 kalimat pertama
 “ Tak tahu mengapa,aku mengikuti perintahnya untuk berhanti menangis.” )
-          Mudah akrab atau mudah bergaul (buktinya adalah pada paragraph 11 kalimat kedua “Sebentar saja kami sudah akrab”)

b.      Perempuan Misterius (Ibu kandung Ning ) :
-          Suka memerintah (buktinya adalah pada paragraph 4 kalimat kedua, “Hei, mengapa kau melamun terus ? Sudah cepat bukakan pintu untukku !” perintah perempuan misterius itu.”)
-          Baik hati (buktinya pada paragraph 9 kalimat keempat “Sttt..diam ! ingat kata-kataku tadi kan ? Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa padamu. Kamu harus tenang dulu, aku tak bermaksud untuk memisahkanmu dengan ayah dan ibumu, sekarang berhentilah menangis !”
-          Mudah akrab atau mudah bergaul (buktinya adalah pada paragraph 11 kalimat kedua “Sebentar saja kami sudah akrab”)

c.       Ayah Ning :
-          Perhatian (buktinya adalah pada paragraph 13 kalimat pertama “Kamu tidak apa-apa Ning ?” Tanya Ayah dan Ibuku)
-          Jujur (buktinya adalah pada paragraph 15 kalimat ketiga “Lalu Ayah Ning menjawab “Itu memang Ibu kandungmu NIng, Ibumu sudah meninggal ketika kau berusia tiga bulan, Ning ini adalah ibu tirimu.”)

3.  Latar :
a.       Latar Tempat :
-          Kamar Ning (Aku duduk termenung di dekat jendela kamarku)
-          Istana dalam mimpi Ning (Ternyata aku sedang berada di sebuah istana yang sangat besar)
-          Dapur (Sembari sarapan di dapur, aku bercerita pada ayah dan ibuku tentang mimpiku.

b.      Latar Waktu :
-          Malam hari (Ning bermimpi)
-          Pagi hari (“Ning sadar, ini sudah pagi lho, sarapan yuk ! kata Ibuku)

c.       Latar suasana :
-          Ketakutan (Saat ia berusaha mendekatiku, aku berusaha berlari menjauh darinya, ketakutan)
-          Menyedihkan dan mengharukan (Ning menangis seraya berkata “Aku ingin Ibu, aku rindu Ibuku.”)

4.  Menggunakan sudut pandang pertama, karena pengarang seolah-olah menjadi Ning dan mengalami peristiwa dalam cerpen tersebut.

5.  -   Kita tidak boleh mudah percaya pada orang yang belum kita kenal
-   Kita tidak boleh mudah terpengaruh
-   Kita harus mudah bergaul
-   Kita harus menjadi orang yang jujur
-   Kita tidak boleh terus menerus larut dalam kesedihan.

6.  Ada, yaitu cerpen ini ditulis berdasarkan peristiwa yang dialami oleh teman penulis sendiri.

7.  -  Nilai Sosial (Ning dan perempuan misterius itu saling berbicara/saling berinteraksi)
-  Nilai Ketuhanan / berkaitan dengan Tuhan  (Ibu kandung Ning sudah meninggal saat Ning berusia 3 bulan).
-  Nilai Estetika / menjelaskan tentang suatu tempat : Aduh, dimana Aku ? Mengapa di sini sangat gelap ? Apa yang terjadi padaku ? Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, Aku berusaha untuk bangun dan berdiri. Ternyata aku sedang berada di sebuah istana yang sangat besar, aku melihat banyak robot yang bekerja di sini.)
-  Nilai moral / berhubungan dengan sifat seseorang : (Aku segera membuang pikiran buruk terhadap perempuan itu jauh-jauh.)
8.  Tema cerpen tersebut adalah Seorang anak yang sedang merindukan Ibunya.
9. Cerpen ini mengandung kalimat langsung pada setiap paragrafnya karena sifat penokohan pada cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama yang berarti pengarang bertindak sebagai aku,dan menggunakan kalimat langsung.
Bukti :
“Hai Ning,apa kabar ?” sapa perempuan itu .
Ada sebuah suara “Ning,mau kemana kau ?”
“Ning sarapan yuk,sudah pagi lho” kata ibuku.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Danau Toba dan Strukturnya

kd. Legenda Asal-Usul Danau Toba Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.                                                                                                            Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tin...

Pengamatan Komponen Komponen di Lingkungan Sekolah

C. Mencoba D. Menalar Hasil Pengamatan Lingkungan Sekolah. 1.      Komponen Biotik Komponen biotik  adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Berikut hasil observasi kelompok kami mengenai makhluk hidup yang termasuk dalam komponen biotik : No. Makhluk Hidup (Biotik) Jumlah Keterangan Tempat 1. Kupu-kupu (hewan) 2 ekor Depan toilet putra lantai 3 2. Ikan (hewan) 15 ekor 10 ikan terdapat disamping kelas 9I 5   ikan terdapat didekat tangga silang 3. Pohon Palm (tumbuhan) 16 pohon Disekeliling lapangan sekolah 4. Warga Sekolah (manusia) -Siswa : 874 -Guru dan   kepsek :61 -Karyawan & sta...

Teks Cerpen 'Ondel-Ondel, Kesenian Asal Betawi' dan Analisis Strukturnya

kd. Ondel-Ondel  ‘Ondel-Ondel’ Kesenian Betawi yang Makin Punah         “Yok kita nonton ondel-ondel yok, dungdung treettreet dungdungdung”  Bunyi alat musik tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana dan ketimpring terdengar jelas di telingaku. Bunyi nyanyian Pak Mamat, Pak Udin, Pak Saleh seakan tak asing lagi di telingaku. Aku yang mendengar adanya pertunjukan ondel-ondel ini langsung berlari ke luar rumah. Biasanya, setiap jam empat sore ini para pemain ondel-ondel selalu memberi pertunjukan yang cuma-cuma untuk penduduk kampung krukut.         “Eh, ada Neng Dina” sapa Pak Mamat.         “Iya pak” Jawabku dari dalam pagar.         “Kenapa Pak Mamat terlihat murung hari ini?” sambung Dina.         “Iya nih neng, saya bingung” jawab pak Mamat.      ...