Langsung ke konten utama

Teks Cerpen Bermoral 'Bayangan Diri'

Bayangan Diri

            Disuatu hari, di rumah seorang nenek yang sudah sangat tua, dia memiliki seekor anjing yang sangat bodoh dan serakah. Anjing itu selalu meminta makanan yang lebih kepada majikannya, dan ia juga selalu merasa kekurangan jika sudah diberi makanan oleh nenek tua kaya raya tersebut. Sehingga membuat nenek tersebut tidak ingin melihat anjing tersebut lagi.
            Disaat nenek lupa memberi makan kepada anjingnya, anjing tersebut berlari keluar rumah, berlari kesana kemari dan berharap mendapatkan tulang dari seseorang yang baik hati. Setelah itu anjing serakah itu berlari ke rumah seseorang yang baru saja selesai mengadakan hajatan, sehingga orang tersebut mempunyai banyak tulang.
            Disaat orang yang mempunyai tulang itu mengetahui ada anjing yang sedang kelaparan berada di depan rumahnya, maka ia langsung memberi tulang-tulang itu ke anjing yang serakah itu. Ia berlari-lari pulang ke rumah majikannya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah sungai yang dangkal, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air sungai dan mengira ada seekor anjing yang membawa tulang yang lebih besar dari miliknya.
            Coba saja dari awal anjing tersebut tidak bodoh dan serakah, dia akan tahu itu hanyalah bayangannya saja. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan menjatuhkan diri ke sungai untuk menangkap anjing bayangan tersebut. Akhirnya dia tenggelam dan berusaha untuk berenang menuju ke tepi sungai.

            Saat dia selamat sampai di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang dibawanya malah hilang, dia juga kedinginan dan lupa arah menuju rumah majikannya. Akhirnya anjing malang itu menyadari betapa bodoh dirinya. Karena kedinginan dan kelaparan, ia mati di dekat sungai itu dan tidak ada satu orangpun yang mengetahui keberadaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Danau Toba dan Strukturnya

kd. Legenda Asal-Usul Danau Toba Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.                                                                                                            Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tin...

Pengamatan Komponen Komponen di Lingkungan Sekolah

C. Mencoba D. Menalar Hasil Pengamatan Lingkungan Sekolah. 1.      Komponen Biotik Komponen biotik  adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Berikut hasil observasi kelompok kami mengenai makhluk hidup yang termasuk dalam komponen biotik : No. Makhluk Hidup (Biotik) Jumlah Keterangan Tempat 1. Kupu-kupu (hewan) 2 ekor Depan toilet putra lantai 3 2. Ikan (hewan) 15 ekor 10 ikan terdapat disamping kelas 9I 5   ikan terdapat didekat tangga silang 3. Pohon Palm (tumbuhan) 16 pohon Disekeliling lapangan sekolah 4. Warga Sekolah (manusia) -Siswa : 874 -Guru dan   kepsek :61 -Karyawan & sta...

Teks Cerpen 'Ondel-Ondel, Kesenian Asal Betawi' dan Analisis Strukturnya

kd. Ondel-Ondel  ‘Ondel-Ondel’ Kesenian Betawi yang Makin Punah         “Yok kita nonton ondel-ondel yok, dungdung treettreet dungdungdung”  Bunyi alat musik tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana dan ketimpring terdengar jelas di telingaku. Bunyi nyanyian Pak Mamat, Pak Udin, Pak Saleh seakan tak asing lagi di telingaku. Aku yang mendengar adanya pertunjukan ondel-ondel ini langsung berlari ke luar rumah. Biasanya, setiap jam empat sore ini para pemain ondel-ondel selalu memberi pertunjukan yang cuma-cuma untuk penduduk kampung krukut.         “Eh, ada Neng Dina” sapa Pak Mamat.         “Iya pak” Jawabku dari dalam pagar.         “Kenapa Pak Mamat terlihat murung hari ini?” sambung Dina.         “Iya nih neng, saya bingung” jawab pak Mamat.      ...